Masih Pandemi Covid19 Sarana Pendidikan Masih Diliburkan - TEGALSIANA

Latest

INDONESIAN ENGLISH AND JAVANESE

Sunday

Masih Pandemi Covid19 Sarana Pendidikan Masih Diliburkan

Masih seperti bulan Maret ketika wabah covid19 menyerbu ke negara kita, dikarenakan (katanya) penyebaran dari orang-orang yang pulang dari luar negeri. Hingga akhirnya wabah itu bersemi dari orang-orang disekitarnya, dan saat ini hampir 3000an orang meninggal dunia di wilayah Indonesia. Wabah ini cukup menganggu perasaan juga keuangan, dimana semua sektor publik meliburkan diri, tapi baru sekarang setelah dijalankan New Normal, orang kembali bekerja, membuka usaha. 

Akan tetapi dunia pendidikan masih diliburkan sampai batas waktu yang belum ditentukan, sehingga tidak ada lagi yang namanya ujian kenaikan kelas, ujian nasional, dan semua murid/siswa dinaikan dan diluluskan, fenomena ini menjadi hal yang tidak biasa, karena baik yang pintar maupun yang pandir dinaikan dan diluluskan. Begitu juga dengan pendidikan di perguruan tinggi, yang masih bisa bertahan untuk tatap muka dengan dosen adalah mereka yang sedang menyelesaikan skripsi, itu pun sebagian dan yang lebih gak lazim lagi ketika acara wisuda dimana dilakukan di rumah saja. Caranya ketika calon wisudawan mengenakan baju toga secara seremonial membawa ijazah kemudian difoto lalu fotonya dikirimkan ke kampus untuk didata. 

Dan untuk siswa-siswa SD sd SMA, masih diliburkan, masalah tugas-tugas yang diberikan yaitu melalu Whatsapp (WA), tugas-tugas itu dikerjakan kemudian di fotoin dan dishare kepada guru pengampu mata pelajaran, cukup canggih bukan walau harus berpayah-payah membeli quota untuk HP yang android, atau sekedar nebeng di wifi tetangga guna mengirim berkas-berkas tugasnya.  Libur yang begitu panjang dan hampir lebih dari tiga bulan ini, membuat mereka jenuh karena di rumah ngadem terus, paling juga larinya ke ngegame berhari-hari, menghabiskan liburan yang gak habis-habis, mereka hanya pasrah karena tidak ada uang saku buat jajan atau naik angkota. Tentunya liburan panjang ini akan ada dampaknya bagi para siswa tersebut, bagi yang malas belajar tentu akan menjadi dungu, dan bagi yang pintar tentu akan mencari ilmu-ilmu di dunia maya yang tersebar. Tentang mutu pendidikan tentu akan melorot se lorot-lorotnya, mereka akan tertinggal tentang informasi-informasi yang bagus. 

Dibenak para siswa-siawa mungkin bertanya dalam hati "sampai kapankah siksaan ini berakhir", tidak ada kejelasan dari manapun terutama dari dinas pendidikan tertentu. Mereka pastinya takut dengan wabah ini, karena bisa menular saat bergerombol atau berkerumunan. Padahal kalau kita pake masker, cuci tangan serta makanan imunitas tubuh yang baik dan terjaga niscaya tidak akan terular virus itu. 

Akhirnya merekapun tidak bisa dinasihatin bahwa mereka malah bergerombol disaat bersepeda yang akhir-akhir ini sedang viral, mereka beranggapan bahwa dengan mengayuh sepeda adalah sarana untuk mengeluarkan partikel-partikel jahat dalam tubuhnya, sehingga tertularnya virus itu bisa diminimalisir (katanya) walau demikian mereka juga bergerombol/berkerumunan sesama pengayuh sepeda. Ini mungkin dijadikan alasan karena sekolah libur terus, di rumah jenuh akhirnya bersepeda kemana-mana, siang atau malam mereka terlihat di jalan-jalan. Demikianlah efek dari sekolah-sekolah di liburkan, siswanya bergentayangan kemana-kemana, karena sudah jenuh di rumah saja.


No comments:

Post a Comment

puisi tegalan