Kenapa Tenaga Asing Di Negeri Sendiri Begitu Maraknya,
Kenapa
Tenaga Asing Di Negeri Sendiri Begitu
Maraknya ini semua tergantung kepada kepala negara kita sendiri. Sebagai penguasa
di negara kita ini, sebaiknya pak Jokowi melindungi segenap warga negaranya
karena terpilihnya menjadi presiden di negara Indonesia berkat dari dukungan
dan dorongan masyarakatnya. Seharusnyalah
pak Jokowi membuat trobosan-trobosan baru agar warganya yang masih menganggur
mendapat pekerjaan yang layak sesuai dengan tingkat pendidikanya. Misalnya,
luluasan SMA sederajat kan banyak maka sebaiknya pak Jokowi mendirikan
perusahaan-perusahaan lokal seperti pembuat speartpart motor, mobil, tractor,
tronton, sepeda, sepeda motor, kereta api dan lain-lain, sehingga kasus lulusan
sekolah yang kerap menggangur bisa ditampung dan tidaklagi menjadi masalah
dalam negeri. Mereka berharap kepada pemerintah yang baru ini yagn bisa
menyediakan lapangan kerja yang memadai.
Dengan
terpilihnya pak Jokowi di tahun 2014, empat tahun silam mengharapkan adanya
perubahan dari segala bidang, walaupun di masa SBY dulu perubahan-perubahan
sudah baik itu saja transisi dari presiden sebelumnya. Tetapi setelah pak
Jokowi terpilih dan berkuasa, kok kenapa justru orang asing/aseng menjadi
prioritas utamanya, apakah pak Jokowi lupa ?. ataukah terjadi hubunga kerjasama
dalam hal pengadaan warga asing untuk bekerja di tanah air, mungkin bisa
terjadi. Tetapi sangat miris sekali, apabila warganegara diabaikan begitu saja
dalam masalah pekerjaan. Sedangkan ketika kampanye pak Jokowi menjanjikan 10
juta lapangan kerja (kalau gak salah). Tetapi apa yang terjadi justru warga
aseng yang pak Jokowi panggil. Orang pribumi ini membutuhkan pekerjaan yang
layak, bila tertampung semua maka bukan lagi masalah bagi pemerintah.
Yang
menjadi unik kenapa warga keturunan china
yang menjadi tenaga kerja di negeri ini, kenapa tidak bangsa arab, eropha,
afrika atau lainya, mungkin sudah terjalin hubungan kerjasama dalam masalah
ini, kalaupun demikian berarti pak Jokowi tidak mencintai rakyatnya sendiri
walaupun dulunya rakyatlah yang memilih pak Jokowi menjadi nomor 1 di negeri ini. Mungkin kalau rakyat
mengetahui gelagat tersebut, tentulah tidak akan terjadi dukung mendukung
terhadap pak Jokowi. Tetapi waktu itu sepertinya tersihir dari isyu-isyu
negatif, karena lawan pak Jokowi waktu itu adalah Prabowo yang sekarang menjadi rivalnya kembali dalam pencalonan
presiden tahun 2019. Nah sekarang warga masyarakat sudah waras dan wawasan
menjadi terbuka, ternyata apa yang dijanjikan dahulu oleh pak Jokowi hanya
isapan jempol kaki semata, ternyata 10 juta lapangan kerja hanya bisa dinikmati
oleh para warga aseng yang mendatangi ke Indonesia secara bertahap, malahan
mereka diberi keleluasan seperti bisa bertempat tinggal, memiliki KTP di negeri
ini.

No comments:
Post a Comment