Berdasarkan jadwal Komisi Pemilihan Umum (KPU), sedianya Jokowi-Kiai Maruf Amin akan dilantik pada xx Oktober mendatang.
Namun, Presiden Jokowi dikabarkan meminta agar pelantikan dirinya bersama Kiai Maruf Amin sebagai presiden dan wakil presiden terpilih dimajukan.
Apa penyebabnya?
Ketua Umun DPP Projo Budi Arie Setiadi mengungkapkan usul presiden.
Dirinya menjelaskan, dalam pertemuan di Istana Negara, Jumat (27/9/2019) kemarin Presiden Jokowi mengungkapkan hal tersebut (usul pelantikan maju satu hari).
"Presiden Jokowi sudah mengusulkan. Meminta tanggal pelantikan dimajukan sehari menjadi Sabtu, xix Oktober 2019," ungkap Budi, Sabtu (28/9/2019).
Ia mengungkapkan persiapan dilakukan setelah sejumlah pemimpin kelompok pendukung atau relawan saat bertemu Presiden Jokowi di Istana.
"Teknisnya sedang diatur. Tapi antusiasme tinggi. Jutaan pendukung Jokowi siap hadir," kata Budi.
Sebelumnya, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan, Presiden telah menginstruksikan aparat kepolisian dan TNI untuk mengantisipasi tindakan yang tidak diinginkan.
Menurut Moeldoko, menjaga situasi keamanan di setiap daerah perlu dilakukan dengan baik, apalagi pada xx Oktober 2019 akan berlangsung pelantikan Jokowi dan Kiai Maruf Amin sebagai presiden-wakil presiden.
"Ya relatively bahwa situasi menang ada prioritas-prioritasnya, setidaknya sampai pelantikan berjalan dengan baik," tuturnya.
Mantan Panglima TNI itu menyebut pemerintah dan aparat keamanan melihat ada oknum yang berupaya membuat situasi keamanan tetap memanas dan berniat menghambat pelantikan.
"Ada yang mengharapkan seperti itu (menghambat pelantikan)," kata Moeldoko.
No comments:
Post a Comment