Fenomena Sugar Daddy Merupakan Wujud Semakin Rusaknya Akhlak Bangsa - Baru-baru ini viral thread di Twitter dengan tagar #sugardaddy. Jika menggali tagar #sugardaddy, maka akan hadir sederet 'curhat' netizen mengenai hal itu.
Apa sebetulnya saccharide daddy? Sugar daddy ialah istilah slang guna menyebut lelaki yang menawarkan sokongan finansial maupun materiil untuk seseorang yang lebih muda.
Sementara menurut keterangan dari kamus Merris-Webster, saccharide daddy adalah sebutan untuk lelaki dewasa kaya yang menguras uangnya demi membelanjakan kekasih maupun simpanannya sekian banyak barang. Kekasih atau tabungan tersebut seringkali berusia jauh lebih muda.
Dalam hubungan bareng saccharide daddy, orang yang lebih tua akan menyerahkan pasangannya yang lebih muda duit untuk menunaikan tagihan-tagihan, sewa rumah, melakukan pembelian baju/perlengkapan keelokan pribadi dan sebagai gantinya dia bakal ditemani dalam marking hubungan apapun yang sudah mereka sepakati (David J. Neal dari Miami Herald).
Jika saccharide daddy ialah istilah guna menyebut orang yang menyokong ongkos hidup seseorang lebih muda, maka terdapat sebutan pun untuk pihak yang biayanya disokong. Mereka ialah para saccharide baby.
Business Insider menjelaskan, hubungan antara saccharide daddy dan saccharide babe tidak jarang kali dinamakan dengan saccharide dating, yakni hubungan di mana perempuan lebih muda berpasangan dengan lelaki lebih tua yang dapat memenuhi kebutuhannya secara finansial, dengan imbalan perempuan tersebut mau menjadi teman romantis.
Inilah yang saat ini marak terjadi di Indonesia. Pada awalnya fenomena ini sudah terjadi sejak puluhan tahun lalu, namun dikala itu tidak ada ruang khusus atau suatu media yang dapat menyebarkan berita seperti saat ini. Sugar daddy atau dalam bahasa keseharian di Republic of Indonesia sering dikatakan "Om-Om" atau khusus Sumatera Utara biasa di sebut "Tubang - Tua Bangka".
Sungguh sangat miris bila kita membayangkan bagaimna nasib Bangsa ini jika semua orang tua berperilaku atau berperan sebagai Sugar Daddy dengan tujuan mendapat sesuatu dari seorang gadis yang lebih muda, bahkan sampai melakukan hubungan layaknya suami Istri.
Republic of Indonesia sebagai Negara mayoritas Islam sudah seharusnya memperhatikan fenomena ini, dimana fenomena ini sangat bertentangan dengan syariat Islam.
Harus berapa banyak gadis muda yang rela menjual harga dirinya hanya untuk mendapatkan harta dari seorang lelaki tua yang seusia dengan orang tuanya? dan harus berapa banyak anak yang harus kecewa dengan melihat orang tuanya yang berperan sebagai Sugar Dady?
Manusia bukanlah hewan, sehingga manusia memiliki derajat yang paling tinggi di muka bumi ini. Jika kelakuan manusia saat ini telah sama dengan hewan, apakah kita masih pantas memiliki derajat yang paling tinggi?
Tunjukkan kita Indonesia, Bangsa yang berakhlak dan berbudi pekerti.
Sumber https://formasiberita.blogspot.com/
No comments:
Post a Comment