Fenomena Orang Tua Tunggal Di Kota Medan - TEGALSIANA

Latest

INDONESIAN ENGLISH AND JAVANESE

Friday

Fenomena Orang Tua Tunggal Di Kota Medan


Fenomena Orang Tua Tunggal di Kota Medan - Keluarga memiliki tanggung jawab terbesar dalam mengatur fungsi reproduksi dan memberikan perlindungan kepada anggota keluarga dalam sebuah masyarakat. Keluarga merupakan lingkungan yang pertama dan utama dikenal oleh seorang anak, sehingga dari lingkungan keluarga dapat membentuk watak dan kepribadian seorang anak serta menjadi faktor yang mempengaruhi perkembangannya di masa depan.

Keluarga sebagai bentuk mekanisme sistem sosial terkecil mempunyai fungsi dan tugas agar sistem tersebut berjalan seimbang dan berkesinambungan.  Oleh karena itu setiap anggota keluarga tentunya memiliki peran masing-masing, terutama peran penting ayah dan ibu sebagai orangtua.

Secara umum, yang dikatakan satu keluarga adalah sebuah kelompok yang memiliki dua sosok penanggung jawab dalam segala hal yang berkaitan dengan keberlangsungan berumah tangga, dan  dua sosok tersebut selalu menjadi representasi sebuah keluarga ideal. Jika sosok tersebut tidak lengkap, maka akan terjadi ketidakseimbangan dalam mendidik seorang anak dan juga berimbas pada fungsi keluarga yang tidak baik. Sebagian dari orangtua sudah pasti akan mengalami menjadi orangtua tunggal dengan alasan dan berbagai sebab, yang diantaranya karena pasangan meninggal dunia, bercerai, atau karena kehamilan di luar nikah.

Menjadi orang tua tunggal dalam sebuah rumah tangga bukanlah hal yang mudah. Baik bagi pria maupun wanita, ditinggal pasangan merupakan suatu hal yang berat, sehingga dibutuhkan perjuangan keras untuk dapat membesarkan anak, termasuk memenuhi seluruh kebutuhan hidup keluarga. Saat ini keluarga dengan orang tua tunggal memiliki serangkaian masalah khusus. Hal ini disebabkan hanya ada satu orangtua yang membesarkan anak.

Bila diukur dengan angka, jelas akan lebih sedikit kepribadian positif yang ada dalam diri suatu keluarga dengan satu orangtua dibandingkan keluarga dengan orangtua yang lengkap, karena orang tua tunggal ini tidak mempunyai pasangan untuk saling menopang dan berbagi dalam segala hal. Berbagai masalah, seperti masalah sosial dan masalah ekonomi timbul karena semua beban masalah itu dan harus ditanggung sendirian, belum lagi anggapan sebagian masyarakat yang notabene masih memegang adat ketimuran yang menganggap negatif posisi sebagai orang tua tunggal, padahal sebagai besar orang yang menjadi orang tua tunggal sangat tidak menginginkan kondisi tersebut terjadi.

Hal inilah yang dialami oleh para orang tua tunggal dengan beratnya tanggung jawab dan kesulitan yang dihadapi, dapat membuat individu tersebut menjadi stres. Seringkali orang tua tunggal dituntut harus bekerja ekstra keras untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Setiap individu yang berkeluarga sangat mendambakan kehidupan yang harmonis dengan di penuhi rasa cinta dan kasih sayang antar anggota keluarga. Keluarga yang damai, tentram dan bahagia merupakan tujuan setiap individu dalam menuntun keluarganya.

Sebuah keluarga yang tidak utuh memiliki pengaruh negatif bagi perkembangan anak, karena di dalam masa perkembangannya, seorang anak sangat membutuhkan suasana keluarga yang hangat dan penuh kasih sayang. Sedangkan di dalam keluarga yang tidak utuh, kebutuhan ini tidak akan didapatkan secara sempurna. Anak yang diasuh oleh ayah tunggal akan kehilangan figur seorang ibu dalam keluarga. Hilangnya figur seorang ayah akibat kematian akan mengakibatkan anak kehilangan sosok panutan dan pelindung. Ayah merupakan seorang yang menjadi tempat anak belajar dan merasakan keamanan.

Terdapat banyak tugas dan peran yang harus dilaksanakan sebagai orangtua, dan hal tersebut membutuhkan kerjasama masing-masing pasangan. Suami atau istri dalam rumah tangga yang normal merupakan partner yang sanggup memberikan rasa aman dan nyaman. Selain itu dengan adanya pasangan seseorang dapat berbagi tugas dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidup, mengatasi berbagai masalah dan tanggung jawab. Namun adakalanya tugas tersebut hanya dilakukan oleh satu orangtua saja dimana seorang ayah harus berperan ganda.

Fenomena orang tua tunggal terus meningkat dan semakin banyak terjadi saat ini, hal ini dapat kita temui di berbagai negara, mulai dari negara maju seperti Amerika Serikat hingga Negara berkembang seperti Republic of Indonesia dengan jumlah yang cukup tinggi. Data dari Census Bureau tahun 2007 di Amerika Serikat, mencatat terdapat fourteen juta keluarga orang tua tunggal dan 17% diantaranya adalah laki-laki. Kemudian di Inggris pada tahun 2005 terdapat 1,9 juta orang tua tunggal dan 9% dari angka tersebut adalah laki-laki. Sedangkan di Republic of Indonesia pada Tahun 2010 Biro Pusat Statistik (BPS) memperkirakan bahwa terdapat 65 juta keluarga dan sekitar 36% keluarga hanya memiliki sosok seorang ayah karena istrinya meninggal dunia. Ada beberapa ayah tunggal yang benar-benar mandiri dalam memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, serta merawat anak-anaknya. Namun, tidak sedikit ayah tunggal yang menjadi beban bagi keluarga asalnya.

Berdasarkan Sensus Penduduk Republic of Indonesia tahun 2010, terlihat lebih banyak duda dibandingkan janda, yaitu sekitar 8.670.870 duda dan 1.763.613 janda. Survei yang dilakukan oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana (BKKBN) tahun 2015 di Republic of Indonesia diperoleh hasil sekitar xl juta keluarga yang berkepala rumah tangga dengan condition duda. Sementara itu, information dari Dinas Kependudukan Kota Medan tahun 2015 disebutkan bahwa jumlah duda lebih besar dibandingkan jumlah janda, dimana duda cerai sebanyak 1,48 %, dan duda karena kematian istri sebanyak 6,17 %. Jumlah janda cerai sebanyak 0,56 % dan janda karena kematian suami sebanyak 1,01 %. Berdasarkan information tersebut di atas apabila dikumulatifkan maka persentase duda lebih besar, yaitu 7,65 % daripada persentase janda yang hanya mencapai persentase 1,57 %. Sehingga diektahui bahwa peran sebagai orangtua tunggal di Kota Medan terlihat lebih banyak dipegang oleh laki-laki.

Sumber https://formasiberita.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment

puisi tegalan