Skenario Demonstrasi 4 November 2016 di Jakarta - TEGALSIANA

Latest

INDONESIAN ENGLISH AND JAVANESE

Sunday

Skenario Demonstrasi 4 November 2016 di Jakarta

Skenario Demonstrasi 4 November 2016 di Jakarta. Apakah ini sebuah kebetulan apa sudah direncanakan. Yang pasti sudah direncanakan dan diskenariokan, jauh-jauh hari sudah direncanakan yaitu pada waktu demo jilid I dimana disebagian telah dilakukan demo secara kecil-kecilan di berbagai daerah. Di Jakartapun yang dimotori oleh FPI, yang kemudian dilanjutkan pada demo jilid II tanggal 4 November 2014 yang dimototi oleh FPI sekaligus perwakilan dari daerah-daerah di wilayah Nusantara ini. 

Dimana pada demo ke II, menutut agar si penista agama Islam yaitu oknum calon Gubernur DKI Jakarta ditangkap, dan dipenjarakan. Proses demo berjalan dengan lancar dan damai walaupun pada akhirnya ricuh oleh provokator yang bukan dari pendemo asli. Sang provokator adalah perorangan yang begitu liar (diberitakan bahwa dia adalah oknum nasrani). 

Sebelum terjadi demo tanggal 4 November 2016 ini, seorang kepala negara tidak ditempat (di istana negara, karena ada tugas lain dan waktunya pas ketika Jakarta sedang di demo). Kenapa kepala negara dialihkan dan kenapa dialihkan ke Kota lain yang lebih aman, karena ada skenario yang sangat besar, dalam artian sang pemindah kepala negara ingin menyelematkan kepala negara. 

Dilematis seorang kepala negara.
Kepala negara saat ini adalah kepala negara yang ditunjuk oleh petinggi partai berkepala banteng, sehingga sangat dilematis saat ibukotanya didatangi tamu-tamu yang begitu banyaknya yang hanya ingin ngomong agar oknum calon gubernur nya yaitu kohok agar dijadikan tersangka dalam kasus penistaan agama Islam, dimana sang calon tersebut juga seorang yang ditunjuk oleh partai yang sama. Karena tidak enaknya maka sang kepala negara dipindahkan ke kota lain (ngungsi), agar oknum calon gubernur mengetahui dan merasa bila omongan yang ngelantur tentang ayat-ayat suci Al Quran, maka dampaknya sehebat ini, hampir seluruh umat Islam se Nusantara berbondong-bondong dengan swadayanya untuk mengikuti aksi demo penistaan tersebut.  Jadi kesimpulanya bahwa pindahnya kepala negara ke kota lain bukan menghindar, tetapi gak enak kepada kedua belah pihak, tidak enak kepada rakyatnya dan tidak enak kepada yang mengangkatnya  yaitu pemilik ternak banteng. 

No comments:

Post a Comment

puisi tegalan